Kamis, 18 September 2008

Machung's Futsal (Edition II)

Champion Futsal II di Machung sungguh istimewa. Salah satu arena futsal yang bersifat out door ini, mempunyai beberapa kelebihan fasilitas. Terletak di kawasan perumahan elit di kawasan Universitas Machung Malang, lokasi ini tampak lebih fulgar, karena lapangannya di satu sisi (utara) tampak begitu jelas terbuka, sehingga bisa dilihat langsung oleh orang lain (penonton) di taman atau di café yang teletak di bagian depannya.

Terdapat tiga buah lapangan yang tersedia, dengan dua ukuran sama dan satu lapangan dengan ukuran lebih besar. Toilet di samping kiri juga terlihat bersih dan terawat. Di bagian receiptionist juga menyediakan berbagai makanan-minuman, tersedia juga kaos dan sepatu futsal, serta menyediakan rompi yang bisa dipake secara gratis. Di samping itu, para receiptionist-nya pun begitu ramah dan murah senyum.

Ada bonus pula yang disediakan, yaitu setiap penyewaan lapangan atas nama yang sama sebanyak lima kali akan mendapatkan jadual sparing dengan user lain hanya dengan membayar biaya administrasi Rp.25.000. Jika salah satu team mendapatkan kartu (merah/kuning) maka didenda Rp. 50.000, tapi apabila team tersebut memenangkan pertandingan, dengan sendirinya denda itu gugur.

Untuk soal prize, disini memang agak mahal, berkisar sekitar Rp. 200.000 per jam (diatas jam 18.00) untuk malam hari dan Rp. 150.000 untuk siang hari. Harga ini memang lebih mahal bila dibandingkan dengan lokasi lain yang pernah kita kunjungi, di Champion Futsal II (PBI) dan Arena Futsal Tidar, yang berkisar hanya Rp. 175.000.

Maka dari itu, kita memutuskan untuk kali ini memilih kembali lokasi tersebut. Bahkan, order-nya telah kita pesan sekitar dua minggu yang lalu, dengan jadual yang dipilih pukul 21.00. Atas nama pemesanan tetap menggunakan nama ‘Sonny Oktafianto’, dengan maksud seperti yang terungkap diatas tadi (bonus, men!).

Kita berangkat dari Pasuruan sekitar pukul 19.30, janjian sebenarnya pukul 19.00, tapi ya…gitu dech… (mesti telattt….., sudah budaya lagi!). Jumlah rombongan yang ikut serta bertambah banyak menjadi sekitar 15 orang, antara lain: Dicky, Ecko ‘Ndra, Hamdan, Iwan, Sandy, Khrisna, Didin, Ecko Unit, Helmy, Ananta, Agung, Suhadak dan Irdham. Plus ada pemain tamu dari Surabaya, yaitu Nauval dengan didampingi pasangannya, Istiqomah.

Tak pelak, kita yang biasanya membawa satu mobil cukup, kali ini No Capacity. Mau tidak mau kita harus bawa dua mobil. Akhirnya, yang kita bawa Isuzu Panther dan Honda Jazz milik Khrisna. Itupun masih berdesak-desakan.

Sesampainya disana, kita masih mempunyai kelonggaran waktu sekitar 15 menit. Ya, kita tiba disana kira-kira pukul 20.45. Ketika user yang lain masih bermain, kita datang. Memang lebih baik, tidak seperti sebelumnya terkesan terburu-buru. Dengan kondisi demikian, kita masih bisa nyantai-nyantai sebentar untuk melepas lelah selama perjalanan.

Kita juga bisa ganti pakaian dengan tidak tergesa-gesa, bisa juga beli roti atau minuman untuk melepas sedikit dahaga. Bisa juga kita tengok-tengok pemandangan alam di sekitar lokasi. Ada taman indah, dengan tetumbuhan hijau lebat dan padat. Alam yang asri menambah suasana semakin mengasyikkan.

Berselang beberapa waktu, kita pun langsung kick off, pertandingan di mulai. Kita bergantian main, karena sisa tiga orang dari kita yang jadi cadangan. Jadi sepuluh diantara kita mengisi line up, sementara sisa menunggu di pinggir lapangan. Setiap ada yang kelelahan langsung meminta ganti salah seorang dari kita yang belum main. Dan seterusnya demikian, hingga pertandingan usai.

Yang menjadi star dalam pertandingan tersebut adalah Onny, yang mampu melesakkan tiga gol kegawang lawan. Hatrick kali ini merupakan yang kedua dilakukan oleh pemain berpostur tinggi, bak Peter Crouch ini. Giringannya oke, tendangan keras-akurat dan memiliki kemampuan heading yang bagus.

Skor akhir dari pertandingan ini tidak jelas, karena satu diatntara kita bergantian satu sama lain dan dari team satu dengan team yang lain. Dari skor di akhir pertandingan amburadil, tak terdeteksi dengan jelas. Yang bisa dilihat hanya skill individu yang menonjol dan mencetak gol banyak seperti yang tersebut diatas.

Pertandingan berakhir pukul 22.00, kita keluar lapangan, ganti pakaian dan minum-minum sejenak, kemudian masuk kembali ke mobil dan go back ke Pasuruan. Dan usai sudah Futsal di Machung edisi kedua. Sampai jumpa di edisi berikutnya!.

Location : Machung ; Date : 17 Sept 2008

Read More >>>

Selasa, 16 September 2008

Ngabuburit Ke Prolink

Sore itu, sekitar pukul 15.00, Pak Irfan, Pak Sumarno dan Pak Edy Waluyo mengajakku ke Probolinggo untuk ngabuburit. Aku yang sendirian waktu itu dikantor oke-oke aja mengiyakan tawaran mereka. Tak lama perbincangan itu berakhir Iwan datang memasuki ruangan. Kebetulan, ia pun diajak dalam rencana tadi.

Dalam perjalanan, Pak Sumarno, mengajak berhenti dulu di daerah tongas untuk melihat-lihat bursa mobil yang diadakan panitia setempat. Memang, Pak Sumarno punya rencana untuk beli mobil, karena mobilnya baru saja laku dijual. Kali ini, ia pingin mobil panther. Tengak-tenguk bentar, tidak ada yang cocok, harganya juga dirasa kurang pas, stock juga terbatas, kita pun melanjutkan perjalanan menuju Probolinggo.

Setibanya di kota mangga tersebut, kita langsung mencari satu perumahan disana, untuk menemui seseorang yang mempunyai kepentingan dengan Pak Edy Waluyo. Aku yang memang warga pribumi, kutunjukkan mereka menuju lokasi yang dituju. Sekitar 10 menit kita sudah masuk perumahan itu dan mencari sebentar blok dan nomornya, belok dikit, tanya ke orang, ketemu juga akhirnya rumah ybs. Pak Edy pun turun dari mobil dan menemuinya.

Lumayan juga...kita nunggu didalam mobil, hampir 45 menit lamanya. Selain hawa hambar yang kurang enak ke badan waktu, kita juga agak lemas karena puasa, saat menunggu adalah rentang waktu yang membosankan. Akhirnya, kita ngobrol aja ngalor-ngidul, guyon macem-macem, dll, untuk sedikit menghilangkan kejenuhan.

Tak lama kemudian, Pak Edy datang menghampiri kita dan masuk ke dalam mobil. Jadual selanjutnya adalah sholat Azhar. Kita memilih tempat menuju Masjid Jami' Raudhatul Jannah yang terletak di alun-alun Kota Probolinggo.

Tiba dimasjid, kita duduk-duduk diteras masjid sebentar, lalu ambil wudlu dan menunaikan ibadah sholat. Karena waktu masih cukup lama, dan sekalian menunggu Mas Taufik yang katanya juga mau nimbrung buka bersama, kita duduk-duduk kembali diteras masjid tersebut.

Dan, ternyata Mas Taufik yang kemudian di konfirmasi menyatakan dirinya gak bisa ikut, karena faktor yang tidak jelas. Kita pun lantas menuju warung tujuan untuk buka puasa. Aku merekomendasikan 'Warung MBOK TE', disekitar 3 kilo kearah barat dari Kota Probolinggo, skalian ke arah balik ke Pasuruan.

Namun, sambil menunggu waktu juga, kita masih mencari-cari es krim buat oleh-oleh. Datanglah kita ke Rumah Makan 'SUMBER HIDUP', tempat es krim dalam skala besar di jual (sudah terkenal lagi...). Pak Edy, beli 2 buah dan Pak Sumarno juga 2 buah.

Perjalanan kita selanjutnya, menuju tempat pengisian BBM (Bahan Bakar Makanan/Minuman) untuk perut kita. Setibanya di tempat, ternyata pembelinya rame. Kita pun antre. Padahal, waktu sudah menunjukkan waktunya adzan maghrib. Untung ada takjil, Tajin Ketan Hitam, yang disediakan gratis di warung tersebut.

Sambil lalu,kita tulis menu pesanan kita. Nasi putih, gurami bakar plus lalapan, ayam goreng rica-rica, cumi rica-rica, udang goreng, jus mangga, teh hangat dan rokok LA 16 batang.

Lucunya, menu yang kita pesan datang bergantian bak lari estafet, tahap demi tahap. Menu pertama minuman datang, dilanjutkan nasi putih, udah goreng dan cap jay. Berhenti sejenak, kita pun menghentikan nasi dipiring sekitar separoan. Datang lagi ayam goreng rica-rica, kita melanjutkan makan kembali. Kemudian,menyusul cumi-cumi rica-rica dihantarkan waiter ke meja kita. Kita langsung menyantapnya lagi.

Nah, ketika lauk yang tersedi sudah habis, tinggal satu yang belum datang : Gurami Bakar!. "Lali tah pelayane ki....", kata kita dalam ngobrol-ngobrol kecil. Sekitar 15 menit, gurami itu tak kunjung datang. Tensi kita agak tinggi kali(untung dibulan puasa, kita bisa menahan diri). "Gimana sich, kok gak selesai-selesai....", pikir kita. Kita sempat mau membatalkan, untuk si pelayan bilang gurami sudah di bakar. Ya, kita pun menunggunya, sementara nasi putih dipiring kita sudah habis.

Kontan saja, ketika gurami itu sudah datang, kita pun melahapnya begitu saja. Tanpa nasi. Oke, no problem. Kita nikmati aja. Untung, masakan guraminya lezat, sehingga bisa menutupi kekecewaan pelayanan pramusajinya.

Alhamdulillah, buka puasa kita udah selesai. Waktunya kembali ke Kota Pasuruan. Anak-istri bapak (Irfan,Edy dan Sumarno)menunggu dirumah. Hidangan untuk berbuka puasanya gak ada yang makan. Eman, lho pak!. Entar nyampek rumah makan lagi aja. He....

Thank'z pak, traktirannya....

Location : Pasuruan - Probolinggo ; Date : 16 Sept 2008

Read More >>>

Tua - Muda

Tua-muda merupakan dua generasi yang saling bertautan dalam setiap pergerakan sejarah kehidupan dan tidak dapat terpisahkan. Selayaknya, Tua-Muda bukanlah dua generasi yang harus bergesekan dan menganggapnya sebuah dikotomi. Melainkan, kita mestinya merekonstruksi pemikiran kita bahwa keduanya adalah satu kesatuan yang harus berjalan beriringan bersama-sama, bergandengtangan dan satu misi-visi. Seperti halnya, isu yang berkembang di negeri kita sekarang, banyak pembicaraan soal siapa yang layak menjadi pemimpin bangsa ini tahun 2009 mendatang? Jawabannya berkutat pada usia pemimpin tersebut: Tua atau Muda. Bahkan, hingga terjadi perdebatan panjang di media antara Megawati dan Tifatul Sembiring.

Yang perlu diluruskan sebenarnya bukan permasalah apakah tua atau muda, melainkan bagaimana pemimpin selanjutnya bisa memberikan perubahan signifikan dari pemimpin sebelumnya. Ada pendapat bahwa yang tua sudah tidak bisa diandalkan, karena secara kesehatan jelas mengalami penurunan, sementara untuk memimpin negeri ini diperlukan energi ekstra, karena banyak aktivitas kenegaraan yang harus dijalankan. Tapi, pertimbangan lain juga tidak bisa dinafikan bahwasanya yang tua juga punya nilai lebih disisi empiris, sehingga sudah teruji.

Untuk kalangan muda, selama ini dikenal sebagai kalangan yang lagi on fire. Dengan kekuatan fisik yang masih prima, diasumsikan dapat berpikir jernih dan mampu bergerak cepat. Akan tetapi, minimnya pengalaman juga patut dipertimbangkan.

Maka dari itu, yang dapat menjadi solusi diantara perdebatan ini adalah menggandengkan keduany (Tua-Muda) dalam satu paket pemimpin bangsa Indonesia. Sehingga, keduanya bisa saling mengisi, kelebihan yang satu bisa didistribusikan untuk mengisi kekurangan yang lain. Dan hal ini memang harus kita perjuangkan untuk mewujudkan konsep pemimpin yang baru. Sejauh ini, pemimpin kita masih berkisari di pasangan Tua-Tua, yang usianya kira-kira sudah lima puluh tahunan keatas.

Nah, sudah saatnya mereka-mereka yang muda, usia sekitar empat puluhan, diberikan ruang untuk duduk di tampuk kepemimpinan bangsa ini. Angin segar dari perwakilan kaum ini, diharapkan mampu memberikan harapan segar pula terhadap nuansa perpolitikan di negeri ini.

Wahai kaum muda, kami siap mendukungmu untuk ikut dapat kompetisi prosesi kepemimpinan di pilpres 2009 nanti. Hingga kini, sudah ada beberapa nama, diantaranya: Yusril Ihza Mahendra, Rizal Mallarangeng, Fejroel, dan yang lain (mungkin) segera nyusul untuk meyosialisaikan dirinya.

Sementara itu, kita (aku dan Pak Heru), memulai keakrakraban itu semua di dunia kerja kita. Yang muda menghormati yang tua, dan yang tua menghargai yang muda. Hubungan ini juga kita bangun dengan rasa kebersamaan tanpa gap, rasa canggung, dls. Tanpa menegasikan prinsip-prinsip hubungan antara kaum tua dan kaum muda. Hidup Indonesia!!!

Location : Branch Office ; Date : 10 Sept 2008

Read More >>>

Senin, 15 September 2008

Antara Pasuruan-Lumajang

Pagi itu, mentari masih setengah hangat menyentuh tubuh. Kota Probolinggo, tampak sepi sedikit lalu lalang kendaraan. Maklum, hari itu minggu, tidak ada kantor buka dan sekolah pun libur. Aku berdiri dipersimpangan jalan disekitar menara air minum Randupangger, menunggu kawan dari arah barat hendak on the spot ke Lumajang.

Sepeda motor yang kutumpangi dari rumah, ku titipkan sementara di rumah teman. Tak jauh, sekitar seratus meter dari tempatku berdiri. Beginilah seharusnya, sahabat selalu ada ketika kita membutuhkannya. Sahabat menjadi penawar ketika kita dahaga, mungkin juga saat kita kelaparan.

Sejenak, belum terasa capek kakiku, laju perlahan mobil panther dari utara menghampiriku. Mereka teman kerja sekantorku, Hamdan dan Pak Nyoto. Aku pun langsung mengangkatkan kaki, masuk kedalam mobil, duduk dibagian tengah, sembari menjinjing koran yang ku beli dekat persimpangan jalan tadi.

Pak Nyoto, seorang senior, menjoki mobil itu semenjak dari Pasuruan dan terus berlanjut ke arah Lumajang. Hamdan hanya duduk manis disebelahnya bak bos kecil yang baru jadi. Tapi jangan salah, ia bukannya gak bisa nge-drive, melainkan dia lagi cedera lutut, akibat pertandingan futsal di Malang beberapa waktu lalu.

Brumzz…brumzzz…brumzzz…. Pak Nyoto langsung tancap gas buru-buru mengejar waktu janji dengan seorang pengusaha yang mau dikunjungi. OK juga, cara nge-drive-nya. Mungkin dulu, ia sudah sering makan garam dengan urusan melahap ribuan kilo meter jalan dengan roda empat.

Jalanan ke arah Lumajang cukup rame, berbeda dengan halnya di dalam kota Probolinggo tadi. Memang, jalan itu jalan utama ke arah Jember, kebanyakan kendaraan (mungkin) sedang mengangkut mereka yang lagi menikmati weekend holiday. Atau pulang kampung, atau juga yang sedang balik ke kota kerja, karena besoknya hari senin jadualnya masuk kerja lagi.

Sekitar sejam, kendaraan yang kita tumpangi sudah sampai di lokasi. Lokasinya dekat terminal Minak Koncar –Wonorejo- Lumajang, yang unik seperti bangunan di eropa bentuknya, tak sama dengan terminal yang lain pada umumnya.

Kedatangan kami disambut dengan senyuman oleh pengusaha besar di Lumajang tersebut. Dipersilahkan masuk ke ruang kerjannya di dalam gedung seperti halnya gudang grosir berukuran kira-kira satu hektar. Para karyawan-karyawatinya yang masih muda-muda juga begitu ramah menyapa. Hamdan pun sempat terkesima, dengan lirikan mata salah satu karyawati diantaranya. Konon wajahnya mirip mantan pacarnya waktu SMU dulu.. Untung saja dia ingat sudah punya istri di rumah dan sedang hamil. Heeeee… (guyon, dan!). Skandal pun urung berlanjut ……..

Dialog dengan pengusaha dimulai dengan speak-sepeak kecil dari Pak Nyoto yang memperkenalkan diri dan menyodorkan selembar kartu nama dari sakunya. Pertanyaan demi pertanyaan pun dilontarkan, diikuti dengan alunan tangan Hamdan yang sedang memegang bolpoint menggoreskannya ke secarik kertas yang dipungut dari dalam tasnya. Aku sesekali menimpali dengan kata-kata sekenanya, senyampang masih nyambung. Tawa-tawa kecil pun sedikit menyertai disela-sela pembicaraan itu.

Lama kemudian, kami diajak go around ke sekitar toko tersebut, sembari menyambung pembicaraannya sebelumnya. Sementara aku, sibuk mengambil foto stok barang dan aktivitas didalamnya sebagai kelengkapan dokumen.

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 dan terdengarlah suara adzan pertanda waktu dhuhur telah tiba. Kita pun pamit sejenak untuk menunaikan ibadah sholat. Eh….. ternyata musholla yang kita singgahi ternyata tidak menyediakan setetes airpun bagi kita untuk berwudlu. Akhirnya, kita urungkan sementara dan mencoba mencari musholla/masjid lain nantinya.

Kebetulan, sekitar lima belas menit toko ybs pun closing dan kita pun diajak kerumahnya yang terletak agak jauh dari kota ke arah jalan lintas selatan, menuju Kota Malang. Di lokasi tersebut ternyata rumahnya satu kompleks dengan pabrik yang menjadi salah satu usaha besarnya. Ybs menerapkan konsep management keluarga, yaitu mengikutsertakan anggota keluargannya kedalam anekaragam aktivitas usahanya dan harapannya juga bisa mengontrol dengan mudah aktivitas (khusus) pabrik dari jarak dekat serta tidak ingin menghilangkan nuansa kepentingan keluarga. So, rumah yang biasanya jauh dari lokasi kerja, tidak berlaku bagi ybs. Ybs lebih memilih menyatukan dunia kerja dengan dunia keluarga melalui satu konsep: One Location (Home & Office).

Begitu lama sudah kita berinteraksi dengan pengusaha ini. Tak terasa jam dinding di dalam ruang kerjanya berbisik mengatakan waktu sudah pukul setengah lima sore. Padahal, kita sebenarnya juga ada janji dengan pengusaha di daerah Situbondo. Ya, terpaksa mission kedua tersebut kita cancel.

Akhirnya, semua berkas sudah terkumpul, semua informasi sudah kita raih, kecuali makanan belum kita dapat (khan bulan ramadhan, lagi puasa bozzz…!). Kita pun segera pamit, berucap salam, naik ke mobil dan langsung go to Probolinggo lagi. Di perjalan kita sempat berhenti sejenak untuk sholat azhar dan istirahat sebentar untuk mengurangi rasa lelah.

Perjalanan pun berlanjut, kali ini aku yang mengemudi hingga sampai di Probolinggo. Tiba lagi di kota mangga, aku segera ambil lagi sepeda motor yang kutitipkan ke temanku. Lalu, secepatnya kita mencari lokasi untuk berbuka puasa. Kuajak Pak Nyoto dan Hamdan langsung menuju “PONDOK MBOK TE”., salah satu warung lesehan yang terkenal di Probolinggo. Aku sudah terbiasa dengan warung ini, soalnya teman-temannya sekerjaku di kantor yang lama acapkali mengadakan acara di situ. Lokasinya dibelakang kantor Polresta Probolinggo.

Sesampainya disana, kita disuguhi es buah sebagai takjil untuk membatalkan puasa kita seharian. Setelah menenggak segelas minuman dingin tersebut, sembari menunggu hidangan yang kita pesan siap saji, kita pun menunaikan sholat maghrib diruangan yang tersedia dibelakang kasir di warung itu.

Nah, akhitnya sajian untuk berbuka sudah tersedia diatas meja. Kontan kita langsung melahapnya sampai habis. Ada lalapan ayam goreng, gurami bakar dan tempe kadzu-salad, ditemani minuman jus mangga dan teh jahe panas.

Alhamdullillah…. Kita sudah selesai berbuka puasa. Thankz God atas riski yang Kau berikan, mudah-mudah barokah. Untuk Hamdan yang bayarin, moga-moga dapat riski pengganti yang skalanya lebih banyak lagi. Amin.

Usai sudah perjalanan kita kali ini. Kita segera menuju parkiran, aku kendarai sepeda motorku, sementara Pak Nyoto dan Hamdan naik ke mobil lagi untuk go back ke Kota Pasuruan. Selamat Jalan, bozzz…. Semoga sampai tujuan. See U Tomorrow ….

Aku pun melaju kendaraanku menuju rumah, diiringi lelampuan di sepanjang jalan kota yang tampak semakin indah. Tatanan kota yang rapi, menemaniku yang lagi sendiri di jalan. Probolinggo memang sudah berubah. Malamnya kotaku tercinta ini juga berbeda dengan sepuluh tahun yang lalu waktu aku masih SMU. More Beauty….!!!

Empat puluh menit berlalu, roda motorku telah masuk halaman rumah. Dan aku pun langsung cuci muka, lalu segera tidur nyenyak, karena malamnya harus bangun sahur dan come back ke Pasuruan. Welcome back to My adventure City! Good Luck…

Read More >>>

Kamis, 11 September 2008

Gila, Skor Futsal 8:8

Seminggu sudah berlalu, setumpuk pekerjaan tlah kita bereskan, sejumput harapan untuk refreshing kembali datang. Wednesday tiba lagi. Hari yang kita nanti-nantikan di middle week, yaitu: Futsal!

Kali ini, kita bertualang lagi ke lapangan futsal yang lain. Setelah menjelajahi Arena Futsal di Kawasan Tidar, Champion Futsal Idi Machung, sekarang kita mencoba menjejakkan kaki di Champion Futsal II di areal Perumahan Blimbing Indah (PBI), dekat terminal Arjosari-Malang.

Seperti biasa, order kita lakukan sekitar jam 12.00, waktu istirahat kantor. Bagian ini di-handle oleh Sony dan Dicky, sepasang sahabat yang ditengarai mempunyai hubungan “special”. Ha… Schedule pertandingan pun diperoleh dari hasil negosiasi dengan receiptionist setempat, tepatnya pukul 19.00 WIB

Untuk peserta, kita kedatangan dua orang baru dari sektor unit, yaitu Irdham, Erga dan Ananta. ketiganya, selama ini memang sudah cukup intens dengan olahraga futsal, apalagi Irdham, yang asli Malang, dia sudah mencicipi semua lapangan futsal yang ada di kota itu.

Namun, di sisi lain, ada penambahan ada pula juga ada beberapa diantara kita yang tidak turut serta dengan alasan tertentu, Hamdan, Khrisna dan Agung. Untuk Khirsna di kabarkan sedang melakukan negosiasi di wilayah Gempol, untuk urusan bisnis, sehingga dia tidak bisa hadir di lapangan.

Sementara itu, Hamdan, setelah melakukan serangkaian diagnosa di ruang medis, dia positif dinyatakan tengah mengalami cedera punggung (mungkin olahraganya berlebihan, abiz maen futsal, di rumahnya dia (maaf) masih main Moetzel –dimoetz pe kezel…). So, tim medis dalam pers realese-nya mengeluarkan statement, bahwa Hamdan dalam status injury dan tidak layak bermain.


Untuk Iwan, yang minggu kemarin tidak ikut bermain karena cedera lutut, kemarin dia telah ‘merumput’ lagi. Soal Agung akan lebih detail kita jabarkan selanjutnya.

Waktu di kantor, tlah berada di angka 17.1 5, padahal perjanjian sebelumnya, kita kumpul sekitar jam lima sore. Terlambat lagi, rek….(pancet wae!!!) Hanya Agung yang menampakkan hidungnya, sedangkan teman-teman yang lain belum juga kelihatan, sekedar bayangannya sekalipun. .

Perlahan jarum jam terus berputar, tak terasa waktu sudah menunjuk sekitar pukul 17.35, kontan kita bergegas naik ke mobil, karena sebentar lagi waktu berbuka (adzan maghrib) tiba. Kita memang berencana berbuka di tengah-tengah perjalanan. Eh……malah Helmy belum nongol juga.

Tak pelak, beberapa menit kemudian, adzan manghrib dari masjid di belakang kantor kita terdengar dengan lantang. Allahu Akbar ….Allahu Akbar ……..Ya apa boleh buat, terpaksa kita turun lagi dari mobil, lalu segera menenggak segelas air mineral plus sepotong roti yang dibawa Dicky untuk membatalkan puasa dan menunaikan ibadah sholat.

Seusai serangkaian ibadah tersebut, Helmy baru datang dengan menggelantungkan tas di pundaknya berjalan gontai ia menghampiri sekumpulan teman-teman. Nah, Agung yang datang paling awal malah mengerjakan tugas kantor di ruangan dan menyatakan cancel tidak ikut dalam rombongan. Maklum, mungkin ia kesal, karena kita janjian jam lima sore berangkat, dilalah baru go jam enam malem. (Sorry, mas Agung !!!) Untuk Helmy, lain kali jangan terlambat lagi ya………

Apapun yang terjadi, lagi-lagi kita anggap itu seni. Sekelumit kisah yang bisa menjadi cerita menarik dalam rentetan kehidupan ini di masa mendatang. Memang begini, setiap proses aktivitas yang kita lakukan pasti ada momen-momen tertentu yang tak lepas dari goresan tinta sejarah kehidupan umat manusia.

"Ayooo...nda, cepetan. Wis bengi lho...", panggil Dicky dengan logat khas Jombang-nya, yang kemarin tetap mempertahankan hegemoninya sebagai driver. Karena teman-teman yang ikut jumlahnya lebih banyak dari sebelumnya, sementara mobil yang ada dikantor cuma satu, terpaksa kita usel-uselan. Ecko dan Sony duduk di bagian depan, ditengah ada Didin, Iwan, Sandy dan Onny dan di belakang ada Helmy, Irdam, Ananta dan satu orang yang ngampung dari kantor, turun di Pasar Kebonagung (ya sekalian beramal bantu orang, apalagi dibulan puasa). Disekitar daerah pleret, Ecko unit sudah berdiri di pinggir jalan, bak perawan yang lagi nunggu jemputan. All is complete, Dicky langsung tancap gas........ BReMzz......

Alhamdulillah.... yang pertama kita ucapkan untuk keselamatan telah sampai ditujuan, yang kedua, kita datang tidak datang dalam keadaan terlambat seperti halnya dua episode yang lalu. Jam dinding yang terpampang didalam ruangan masih menunjuk angka 18.45, jadi ada sekitar 15 menit bagi untuk mengisi perut sejenak (belum buka, men...), walau hanya sekedar sepotong roti untuk menambah energi sebelum bermain.

Tak lama kemudian, bel berbunyi pertanda waktu order kita tlah tiba. Segeralah kita berganti baju olahraga dan menyusup kedalam lapangan melalui sekat yang terselip di diantara jejaring yang mengitari lapangan.

Di awal, kita melakukan pemanasan dulu, meregangkan otot, lari-lari kecil, passing,dll. Lalu, kita pun membagi diri menjadi dua tim. Tim A, terdiri dari Ecko, Didin, Sandy, Onny, Iwan dan Sonny. Tim B, terdiri dari Helmy, Irdham, Ananta, Ecko Unit dan Dicky. Pritzz, game dimulai....

Oper sana-oper sini, lari kekanan kekiri, giring sana giring sini, meliuk-meliuk, tendang lambung,dll. Dan akhirnya, gol pertama pun tercipta di menit ke 8 melalui tendangan kaki kanan sang alone striker, Sonny, setelah mendapatkan assit dari Sandy dari sayap kiri. Pertandingan baru berjalan enam menit (14'), sony kembali menggandakan kemenangan untuk tim A menjadi 2:0, berkat umpan matang dari Didin yang melakukan penetrasi dari belakang.

Padahal, Tim B telah melakukan serangan bertubi-tubi di 15 menit awal, namun berkat kegemilagan penampilan sang kiper, Onny, yang mampu menepis berkali-kali tendangan keras Ecko Unit dan Helmy, gawang Tim A pun terhindar dari kebobolan gol. Wajar saja, Onny, sudah terbiasa menangkap bola basket, yang skalanya lebih besar dari bola futsal, karena adalah pebasket handal.

Pada menit ke 16', Tim B mampu memperkecil ketertinggalannya lewat gol yang dilesakkan oleh Helmy melalui kerjasama yang cantik dengan Ecko Unit dari sektor tengah lapangan. Belum lima menit, Tim B kembali mencetak gol melalui tendangan keras Ecko Unit, sehingga tak mampu dihadang oleh kiper Tim B, yang waktu sudah di gantikan oleh Iwan. Kedudukan imbang, 2:2.

Selanjutnya, Onny yang beralih posisi dengan Iwan langsung menempati pos striker. Tanpa diduga, ternyata dia multi talenta. Onny mampu melesakkan tiga gol ke gawang Tim B yang dikawal Ananta, pada menit 19', 23 melalui tendangan firstime dari sisi kanan dan heading manis stelah menerima crossing dari Sandy di menit 31'.

Ketika kedudukan 4:2, tendangan keras Helmy di menit 26' yang berbuat gol sempat mengoyak detak jantung Iwan yang menjaga gawang, karena dilakukannya dari titik kick off. Namun, aksi itu pun dibalas kemudian oleh tendangan keras Ecko dari tengah lapangan pula pada menit 33'.
Dalam pertandingan ini Sandy, juga mencebloskan gol sebanyak dua kali, yaitu pada menit ke 29' dan 38'.

Gol lainnya juga di cetak oleh Irdham di menit 21' dan 25'. Dua gol lagi diciptakan oleh Ananta di menit 35' dan Helmy di menit 41'. Kemudian, Dicky menutup pertandingan dengan golnya di menit ke 44' setelah mendapatkan umpan terobosan dari Ecko unit. Skor Akhir menjadi 8:8.

Gila.... ini pertandingan apa bakti sosial. Sama-sama mencetak gol banyak, sama-sama kebobolan dengan jumlah yang banyak pula. Tapi, ya ini yang kita namakan entertainment futsal, bermain futsal dengan orientasi hiburan. Jangan salah dulu, semangat sportivitas tetap dalam level yang tinggi. Kita tetap bermain dengan taraf maksimal skill yang kita miliki. Cuman bingkainya kita adalah refreshing.

Kita tidak perduli berapapunn skornya, yang kita pedulikan adalah rasa kebersamaannya, keguyupannya, kekeluargaanya, kegotongroyongannya (urunan, rek...bayare!) dan segala rasa yang dapat menumbuhkembangkan ikatan diantara kita bahwasanya kita sama-sama berada dalam environment yang sama, yaitu satu naungan instansi.

Dunia kita ...............Dunia kerja..............

Karena, dunia (kerja) kita sama, kita acapkali ketemu, tegur sapa, berinteraksi, dll. Bahkan intensitasnya jauh lebih lama bila dibandingkan dengan ruang waktu kita untuk keluarga kita, anak-istri kita dan orang-orang terdekat yang kita cintai.

So, futsal menjadi satu solusi terbaik untuk mempererat ikatan ini. Karena, sesungguhnya kita memang sama-sama gibol (gila bola). Bagi kami, futsal memberikan stimulasi tersendiri untuk meningkatkan semangat kerja kita di esok hari dan seterusnya.

See Uuu......... di futsal macth berikutnya : 17 Sept 2008 at Machung lagi.
Selamat bekerja kembali.........Sukses!!!

Read More >>>

Rabu, 10 September 2008

Futsal di Machung

Acapkali rutinitas di lingkaran dunia kerja membuat kita lelah, kesal, penat dan bosan. Hanya kebersamaan, kekeluargaan, kesetiakawanan, yang bisa menjadi penawar dahaga emosional di pikiran kita. Rentetan tugas dan hamparan target yang membentang di depan kita terasa lebih ringan—jika kita hadapi bersama.
Futsal adalah secuil penawar itu yang coba kita create. Sport minatur dari sepak bola ini sudah jamak merupakan favorit dari khalayak ramai. So, kita manfaat kesamaan hobi ini dalam bingkai pertandingan sederhana ala kadarnya, yang penting bisa happy.
Jarak yang jauh dari Pasuruan menuju Malang, kota terdekat yang tersedia lapangan futsal, tak jadi soal bagi kita. Justru dalam perjalanan itu, setidaknya sedikit tlah menjadi penawar rasa capek akibat kerja kita seharian. Rasa capek bagi kita yang di lapangan karena muter-muter cari nasabah, collect data, survei, dll. Rasa capek bagi kita yang di bagian operasional, karena setumpuk berkas yang berserakan dimeja, melayani puluhan nasabah, terima complain keluhan nasabah, dll. Hilang……..begitu saja, dengan canda dan tawa di antara kita sepanjang jalan.

Begitu tiba di lokasi. Ternyata waktu tidak berpihak ke kita. Kita terlambat. Jam dinding di lokasi menampakkan wajahnya dengan menunjuk angka 20.15, padahal kita order jam 20.00. Maklum, orang Indonesia, waktu sering molor bak jam karet mau putus Wajar aja, seharusnya kita melaju dari kisaran waktu19.00 terpaksa tertunda hingga 30 menit kemudian, dengan anekaragam alasan masing-masing dari kita.

Padahal Big Dicky, yang jadi driver sudah langsung tancep gas dari start (Kantor Cabang Pasuruan). Bicara history, dia memang sudah mempunyai segudang pengalaman dalam urusan joki mobil. Dia pernah terlibat dalam kasus ugal-ugalan di jalanan di kelahirannya, Jombang. Di masa kecilnya, ia juga pernah menjadi champion dalam sebuah turnamen balapan roda empat. Walau hanya sekedar dalam skala balapan mini, yaitu Bom-Bom Car. He…

Itu namanya usaha. Tapi, sejauh yang kita tahu, seberapapun usaha kita (yang namanya memaksakan kehendak), hasilnya juga tak akan maksimal. Waktu perjalan dari Pasuruan ke Malang seharusnya ditempuh dalam rentang 1 jam, sementara jarak waktu kita dari pemberangkatan mengejar titik waktu order kita hanya sekitar setengah jam. Ujung-ujungnya, ya itu tadi …….: terlambat, bozzz!

Namun, itu semua hanyalah sekelumit kisah dari perjalanan kita. Ibarat lukisan tanpa kombinasi dari bermacam-macam goresan, baik goresan, halus, kasar,lurus, melengkung, tebal, miring, tipis,dll tak kan tampak indah. Kita anggap, itu seni.

It’s OK. Meski kita datang pada waktu yang tak tepat dan kita tengok lapangan futsal elastis tampak hijau berkurung jaring tanpa pemain, semangat kita masih ada. Semangat untuk bermain dan semangat untuk saling menghibur.

GOOO… Kita ganti baju, pakai celana pendek, pasang sepatu and……….masuk lapangan. Latihan passing-passing-an sebentar, oper kanan-oper kiri, heading, corner,dll. 15 menit kemudian, pertandingan di mulai: Priiiiiiiiiiiiiiiiiitttzzzzzzzzzzz…

Tendang kanan-tendang kiri, umpan lambung, umpan datar, maju mundur, lari, jatuh, dan lain sebagainya. Begitu kiranya mozaik pertandingan yang bisa digambarkan. Sekitar 20 menit berlalu, keringat bercucuran, lelah tak bisa ditahan, dan salah satu diantara saling berebut jadi penjaga gawang (maklum posisi ini kan lebih nyantai, bisa istirahat meregangkan otot). Biasalah, kita bukan olahragawan, bukan juga jebolan pusat pelatihan futsal, tidak pernah jogging, apalagi fitness, plus rata-rata kita adalah smoker. Mesti aja, ketika bermain yang membutuhkan energi banyak dan nafas yang kuat, nikotin didalam tubuh serentak demonstrasi minta keluar dari rongga pernafasan kita.

Serrrunya……..lagi. Di sela-sela pertandingan, Mr. Suhadak, datang jauh-jauh dari kawasan (KCP) Pandaan dengan mengendarai sepeda motor andalannya, GL Max1997. Wowww… Mestinya dia telah melewati puluhan kilo meter jalanan yang dipenuhi ratusan kilauan lampu disepanjangnya, by self lagi Men!!! Baginya, itu soal mudah, dia sudah terbiasa dengan roda dua kesayangannya dari satu sudut kota ke kota yang lain. Apalagi dia punya satu obsesi: ingin seperti Dani Pedrosa di MotoGp. Hebat khan…

Kedatangan Jacky, panggilan akrabnya, menjadi suplemen tersendiri disaat kita sudah mencapai titik kelelahan. Big Dick, pun melambaikan tangan ke arah Jacky pertanda dia tak mampu lagi melanjutkan pertandingan, mungkin kecapekan abiz ngebut di jalan. Jacky yang memiliki postur bak Carlos Teves langsung masuk ke lapangan, perlahan ia mencari celah untuk dapat umpanan bola. Lari cepat dia kearah lawan. Belum 5 menit masuk lapangan, Jacky telah melakukan tembakan keras kearah lawan yang dijaga Khrisna. Sayang tendangannya melenceng ke atas mistar gawang. Top bgt, Jacky ternyata punya bakat juga maen futsal!

Sementara itu, bicara soal pertandingan diatas antara Tim A (Ecko, Dicky / Suhadak 30’, Sony, Sandy dan Didin) Vs Tim B (Ecko Unit, Helmy, David Khrisna, Hamdan dan Agung) skor akhir menunjukkan angka 4:4. Ini mengindikasikan bahwa masing-masing tim punya striker yang produktif. He…

Keempat gol dari Tim A, dicetak oleh Ecko saat pertandingan baru berjalan 10 menit setelah mendapat terobosan cantik dari Dicky, disusul Gol Sony di menit 25 yang mendapatkan umpan matang dari Sandy di sisi sayap kanan. Pada menit ke 30, Ecko kembali mencetak gol setelah melewati hadangan Helmy dan Ecko Unit di sisi kiri, kemudian melewati sergapan sang kiper, Khrisna. Gol terakhir dicetak pada menit 40 oleh Jacky setelah mendapat umpan terobasan dari Didin.

Selanjutnya, keempat gol dari Tim B, dicetak oleh Helmy di menit ke 15, disusul gol Khrisna di menit ke 20. Di menit ke 32, Ecko Unit dengan tendangan keras mencebloskan gawang dari sisi kiri. Dan di menit-menit akhir menjelang bubaran, lagi-lagi Helmy menciptakan gol. Helmy dengan mudahnya menendangkan bola ke arah gawang yang waktu itu di kawal Suhadak, karena sang kiper lagi membantu Dicky yang tengah terkapar di lapangan akibat gangguan metatarsal di pergelangan kaki kanannya. Gol….. Skor akhir sama: Adil !

Dengan skor sama, tensi emosi kita juga biasa-biasa saja, apalagi ini game hiburan. Tak terjadi apa-apa di ruang ganti, seperti halnya pemukulan oleh Asisten Pelatih Kiper Indonesia terhadap Pelatih Libya di Piala Kemerdekaan ’08 beberapa waktu lalu. Semua berjalan lancar. Tak insiden sedikit pun, yang tersisa hanyalah cucuran keringan dan bau apekzzz………Hiiiiiii……….

Setelah beberapa menit istirahat dan menenggak sebotol air mineral, mizone, susu kedelai, dll, kita dapat mengembalikan energi yang telah banyak terkuras, tubuh kita pun kembali normal. Dan tak terasa jam dinding yang terpampang di salah satu tembok luar toilet di lokasi tersebut telah menunjukkan angka 22.15. Buruan kita berkemas-kemas dan menuju ke mobil untuk comeback ke Pasuruan.

Bick Dick, yang menjadi driver dalam perjalanan menuju Malang tetap mempertahankan kuasanya untuk mengendalikan mobil menuju Pasuruan. Ingin tidak mau tergantikan di posisinya. Meski minumnya susu kedelai, tapi ia tetap bisa memacu mobil dengan kekuatan pacuan kuda. Sungguh luar biasa……. (Entah sebelumnya dia minum susu kuda liar kale… ???). He…

Di dalam mobil, kita tidak bisa menahan rasa lelah dan kantuk. Tak ada lagi keinginan untuk melihat sekeliling kota Malang di tengah malam, yang kata Sony (warga pribumi) banyak cewek-cewek berseliweran di jalanan. Kita hanya bisa terdiam menikmati perjalanan dan menyandarkan punggung ke kursi, hanya sesekali kita bersenda gurau (tidak seperti selama pemberangkatan, guyon puolllzz…).

Sekitar satu jam berlalu, lampu terang di sudut pasar Kebonagung menyilaukan mata, pertanda kita telah memasuki kota Pasuruan. Tak lama kemudian kita telah sampai dihalaman Kantor Cabang Pasuruan.

“Welcome at Pasuruan…..Anda telah tiba di Kantor Anda, Besok Kerja Lagi, Kapan-kapan FUTSAL Lagi. Key!” >>>.

Location : Machung ; Date : 03 Sept 2008

Read More >>>

Selasa, 09 September 2008

The First Futsal Match

Berawal dari ngobrol-ngobrol kecil di kantor menjelang waktu pulang kerja, muncullah ide menarik: maen Futsal. Tapi, ada secuil pertanyaan yang menggilik hati: dimana?. Sony ngasik saran, "yo...nang Malang!". "Gila...jauh banget", pikir kita. Tapi, walhasil kita akhirnya berangkat juga menuju kota dingin tersebut.

Sony mencoba menghubungi receiptionist Arena Futsal di daerah Tidar, and ada jam kosong : jam delapan malam. Order atas nama Sony via telp pun terjadi.

Tepat pukul 19.00 kita berangkat dengan mengendarai mobil kijang berplat nomor X 2750 XX, antara lain: Ecko, Sony, Iwan, Khrisna, Hamdan, Sandy, Didin, Galih dan Fariz sebagai fotografer.
Go Malang................. Let's Play FUTSAL !!!

Sony, mendapat amanah sebagai driver, karena berdasarkan pengalamannya dan dia juga telah familiar dengan jalanan di Malang. Ia, terlahir dan dibesarkan di kota itu, semenjak 28 tahun yang lalu. So, 'jalan tikus' sekalipun dia telah paham tanpa diragukan sedikitpun.

Tapi, sayang, siapapun sopirnya, kalau kita berangkatnya mepet tanpa mempertimbangkan jarak, ujung-ujung jelas terlambat. Benar saja, sampai dilokasi kita tiba jam setengah sembilan. 30 menit berlalu dari jadual order.

Terpaksa kita melakukan negosiasi dengan receiptionist untuk reschedule order kita. "Mbak, kita move ke jam sembilan aja ya....", kata Sony. Lagi-lagi kita belum beruntung, jam tersebut sudah di order orang. Ya, gimana lagi, sudah terlanjur basah mandi sekalian. Sudah sampai di Malang, kalau gak main futsal trus mau ngapain??? Akhirnya, kita pilih jadual yang ada yaitu jam 21.00.

Lantas, sekedar mengisi waktu kosong, kita kemudian mencari warung untuk beli makanan, karena seharian kita belum makan (berbuka puasa). Tak sampai disitu lika-liku perjalanan kita, dari satu warung ke warung yang lain masih saja belum cocok, ada juga karena faktor menu yang kita inginkan habis. Lumayan juga, waktu kita pun tersita.

Tibalah kita di jalan Dinoyo, ada sebuah warung bercat hijau ukuran kira-kira 5 X 4, yang beli banyak, dan pikir kita makananya tentu enak (konsumsi umum). Kita pesan, semuanya sama: nasi + lalapan ayam goreng.

Tak terduga, waktu sudah menunjukkan waktu 20.45, sementar makan belum habis dimakan. Apalagi Fariz dan Galih, terlihat nasi dipiringnya masih tinggal separo. "Ayo cepat...", kata teman-teman, takut terlambat lagi.

21.55 atau lima menit menuju jam order kita, Sony langsung tancap gas lagi menuju Arena Futsal. Setibanya disana, ya eeeelaaaahhhhh....kita terlambat lagi.... (Capek dech!!!). Tapi,kali ini kita tetap aja langsung masuk lapangan, soalnya udah bayar bozzz. Rugi lagi kalau gak maen...

Kemudian, kita pun membagi diri menjadi dua team dan start.... Tendang sana, oper sini, heading, sliding, dan seterusnya. Belum setengah jam, badan kita sudah terasa panas, kepala sepertinya berkunang-kunang, kaki jareman,dll. Terpaksa kita sepakat untuk istirahat dulu, bahkan temen-temen ada yang malah tidur-tiduran di tengah lapangan. (Lucu..., mau main futsal apa mau pindah tempat tidur, mazzz?).

Maklum, ini pertandingan futsal kita yang pertama, atau mungkin juga ini olahraga pertama setelah beberapa abad lamanya kita tidak melakukannya. He... Jadi, tubuh kita (may be) kaget. Otot serasa ditarik-tarik, nafas menggeh-menggeh, tulang terasa linu semua, aduch... pokoknya seluruh badan sepertinya meronta-meronta-ronta.

Dan, akhirnya pluit pertanda waktu order kita udah habis, usai pula permainan (lega rasanya....). Bayangkan, kita sudah lama tidak berolahraga, jumlah pemainnya juga cuma delapan orang bermain dilapangan yang seharusnya untuk sepuluh orang, tanpa melakukan warming up pula sebelumnya. Completed, donk! Skor pun entah kita tidak memperdulikannya.

Tapi, kita merasa puas. Tentunya untuk kebugaran tubuh kita, untuk kebersamaan kita, untuk hiburan kita, untuk refresh pikiran kita yang tersedot sehari-hari ke kerjaan kita dan intinya for anything for us!!!

Sehabis melepas lelah sejenak, kita pun cabut menuju Pasuruan lagi. Sekitar jam satu dini hari kita pun tiba di kota domisili. Pulang ke kosan masing-masing, dan tertidur pulas tanpa bayangan mimpi apapun (soalnya capek banget...).

Met istirahat semua....Sampai jumpa besok pagi!!!.

Date : Wednesday, 27 August 2008

Read More >>>

Blog Soundtrack



Show Chord Of Guitar !

DAPATKAN YANG KALIAN INGINKAN HANYA DI :
www.iniyangkumau.blogspot.com