Senin, 15 September 2008

Antara Pasuruan-Lumajang

Pagi itu, mentari masih setengah hangat menyentuh tubuh. Kota Probolinggo, tampak sepi sedikit lalu lalang kendaraan. Maklum, hari itu minggu, tidak ada kantor buka dan sekolah pun libur. Aku berdiri dipersimpangan jalan disekitar menara air minum Randupangger, menunggu kawan dari arah barat hendak on the spot ke Lumajang.

Sepeda motor yang kutumpangi dari rumah, ku titipkan sementara di rumah teman. Tak jauh, sekitar seratus meter dari tempatku berdiri. Beginilah seharusnya, sahabat selalu ada ketika kita membutuhkannya. Sahabat menjadi penawar ketika kita dahaga, mungkin juga saat kita kelaparan.

Sejenak, belum terasa capek kakiku, laju perlahan mobil panther dari utara menghampiriku. Mereka teman kerja sekantorku, Hamdan dan Pak Nyoto. Aku pun langsung mengangkatkan kaki, masuk kedalam mobil, duduk dibagian tengah, sembari menjinjing koran yang ku beli dekat persimpangan jalan tadi.

Pak Nyoto, seorang senior, menjoki mobil itu semenjak dari Pasuruan dan terus berlanjut ke arah Lumajang. Hamdan hanya duduk manis disebelahnya bak bos kecil yang baru jadi. Tapi jangan salah, ia bukannya gak bisa nge-drive, melainkan dia lagi cedera lutut, akibat pertandingan futsal di Malang beberapa waktu lalu.

Brumzz…brumzzz…brumzzz…. Pak Nyoto langsung tancap gas buru-buru mengejar waktu janji dengan seorang pengusaha yang mau dikunjungi. OK juga, cara nge-drive-nya. Mungkin dulu, ia sudah sering makan garam dengan urusan melahap ribuan kilo meter jalan dengan roda empat.

Jalanan ke arah Lumajang cukup rame, berbeda dengan halnya di dalam kota Probolinggo tadi. Memang, jalan itu jalan utama ke arah Jember, kebanyakan kendaraan (mungkin) sedang mengangkut mereka yang lagi menikmati weekend holiday. Atau pulang kampung, atau juga yang sedang balik ke kota kerja, karena besoknya hari senin jadualnya masuk kerja lagi.

Sekitar sejam, kendaraan yang kita tumpangi sudah sampai di lokasi. Lokasinya dekat terminal Minak Koncar –Wonorejo- Lumajang, yang unik seperti bangunan di eropa bentuknya, tak sama dengan terminal yang lain pada umumnya.

Kedatangan kami disambut dengan senyuman oleh pengusaha besar di Lumajang tersebut. Dipersilahkan masuk ke ruang kerjannya di dalam gedung seperti halnya gudang grosir berukuran kira-kira satu hektar. Para karyawan-karyawatinya yang masih muda-muda juga begitu ramah menyapa. Hamdan pun sempat terkesima, dengan lirikan mata salah satu karyawati diantaranya. Konon wajahnya mirip mantan pacarnya waktu SMU dulu.. Untung saja dia ingat sudah punya istri di rumah dan sedang hamil. Heeeee… (guyon, dan!). Skandal pun urung berlanjut ……..

Dialog dengan pengusaha dimulai dengan speak-sepeak kecil dari Pak Nyoto yang memperkenalkan diri dan menyodorkan selembar kartu nama dari sakunya. Pertanyaan demi pertanyaan pun dilontarkan, diikuti dengan alunan tangan Hamdan yang sedang memegang bolpoint menggoreskannya ke secarik kertas yang dipungut dari dalam tasnya. Aku sesekali menimpali dengan kata-kata sekenanya, senyampang masih nyambung. Tawa-tawa kecil pun sedikit menyertai disela-sela pembicaraan itu.

Lama kemudian, kami diajak go around ke sekitar toko tersebut, sembari menyambung pembicaraannya sebelumnya. Sementara aku, sibuk mengambil foto stok barang dan aktivitas didalamnya sebagai kelengkapan dokumen.

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 dan terdengarlah suara adzan pertanda waktu dhuhur telah tiba. Kita pun pamit sejenak untuk menunaikan ibadah sholat. Eh….. ternyata musholla yang kita singgahi ternyata tidak menyediakan setetes airpun bagi kita untuk berwudlu. Akhirnya, kita urungkan sementara dan mencoba mencari musholla/masjid lain nantinya.

Kebetulan, sekitar lima belas menit toko ybs pun closing dan kita pun diajak kerumahnya yang terletak agak jauh dari kota ke arah jalan lintas selatan, menuju Kota Malang. Di lokasi tersebut ternyata rumahnya satu kompleks dengan pabrik yang menjadi salah satu usaha besarnya. Ybs menerapkan konsep management keluarga, yaitu mengikutsertakan anggota keluargannya kedalam anekaragam aktivitas usahanya dan harapannya juga bisa mengontrol dengan mudah aktivitas (khusus) pabrik dari jarak dekat serta tidak ingin menghilangkan nuansa kepentingan keluarga. So, rumah yang biasanya jauh dari lokasi kerja, tidak berlaku bagi ybs. Ybs lebih memilih menyatukan dunia kerja dengan dunia keluarga melalui satu konsep: One Location (Home & Office).

Begitu lama sudah kita berinteraksi dengan pengusaha ini. Tak terasa jam dinding di dalam ruang kerjanya berbisik mengatakan waktu sudah pukul setengah lima sore. Padahal, kita sebenarnya juga ada janji dengan pengusaha di daerah Situbondo. Ya, terpaksa mission kedua tersebut kita cancel.

Akhirnya, semua berkas sudah terkumpul, semua informasi sudah kita raih, kecuali makanan belum kita dapat (khan bulan ramadhan, lagi puasa bozzz…!). Kita pun segera pamit, berucap salam, naik ke mobil dan langsung go to Probolinggo lagi. Di perjalan kita sempat berhenti sejenak untuk sholat azhar dan istirahat sebentar untuk mengurangi rasa lelah.

Perjalanan pun berlanjut, kali ini aku yang mengemudi hingga sampai di Probolinggo. Tiba lagi di kota mangga, aku segera ambil lagi sepeda motor yang kutitipkan ke temanku. Lalu, secepatnya kita mencari lokasi untuk berbuka puasa. Kuajak Pak Nyoto dan Hamdan langsung menuju “PONDOK MBOK TE”., salah satu warung lesehan yang terkenal di Probolinggo. Aku sudah terbiasa dengan warung ini, soalnya teman-temannya sekerjaku di kantor yang lama acapkali mengadakan acara di situ. Lokasinya dibelakang kantor Polresta Probolinggo.

Sesampainya disana, kita disuguhi es buah sebagai takjil untuk membatalkan puasa kita seharian. Setelah menenggak segelas minuman dingin tersebut, sembari menunggu hidangan yang kita pesan siap saji, kita pun menunaikan sholat maghrib diruangan yang tersedia dibelakang kasir di warung itu.

Nah, akhitnya sajian untuk berbuka sudah tersedia diatas meja. Kontan kita langsung melahapnya sampai habis. Ada lalapan ayam goreng, gurami bakar dan tempe kadzu-salad, ditemani minuman jus mangga dan teh jahe panas.

Alhamdullillah…. Kita sudah selesai berbuka puasa. Thankz God atas riski yang Kau berikan, mudah-mudah barokah. Untuk Hamdan yang bayarin, moga-moga dapat riski pengganti yang skalanya lebih banyak lagi. Amin.

Usai sudah perjalanan kita kali ini. Kita segera menuju parkiran, aku kendarai sepeda motorku, sementara Pak Nyoto dan Hamdan naik ke mobil lagi untuk go back ke Kota Pasuruan. Selamat Jalan, bozzz…. Semoga sampai tujuan. See U Tomorrow ….

Aku pun melaju kendaraanku menuju rumah, diiringi lelampuan di sepanjang jalan kota yang tampak semakin indah. Tatanan kota yang rapi, menemaniku yang lagi sendiri di jalan. Probolinggo memang sudah berubah. Malamnya kotaku tercinta ini juga berbeda dengan sepuluh tahun yang lalu waktu aku masih SMU. More Beauty….!!!

Empat puluh menit berlalu, roda motorku telah masuk halaman rumah. Dan aku pun langsung cuci muka, lalu segera tidur nyenyak, karena malamnya harus bangun sahur dan come back ke Pasuruan. Welcome back to My adventure City! Good Luck…

Tidak ada komentar:

Blog Soundtrack



Show Chord Of Guitar !

DAPATKAN YANG KALIAN INGINKAN HANYA DI :
www.iniyangkumau.blogspot.com